Mencegah Diabet Dengan Bedah Perut

by

Selama ini diabetes dianggap sebagai penyakit tunggal yang disebabkan oleh produksi insulin tidak mencukupi atau pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Karena itu, kebanyakan dokter dan ilmuwan memfokuskan terapi pada insulin. Bedah perut sebagai alternatif pencegahannya.

Wartapilihan.com, London–Menurut Dokter Francesco Rubino, Ketua Departemen Bedah Metabolik dan Bariatrik King’s College, London, Inggris, diabetes bisa menyebabkan gangguan organ lain. Misalnya, bisa menyebabkan kebutaan, penyakit jantung, stroke, dan pembusukan organ akibat tersumbatnya pembuluh darah. Karena itu, ia memandang diabetes bisa dicegah melalui pembedahan di organ lain.

Seperti dilansir Majalah Scientific American terbitan Juli ini (1/7/2017), Rubino mengatakan bahwa pembedahan merupakan cara preventif yang dapat diandalkan. Pembedahan dilakukan pada organ-organ yang terkait dengan produksi insulin.

Ia menyebut, pertama, dilakukan bedah pintas usus Roux en Y. Sebelum masuk ke lambung, dokter bedah membuat usus baru yang menghubungkan hilir kerongkongan langsung ke usus halus. Tindakan bedah itu pernah dikerjakan peneliti oleh David Cummings dari Universitas Washington, Amerika Serikat.

Menurutnya, bedah ini bisa menekan kadar ghrelin, hormon penimbul rasa lapar yang mempengaruhi bagaimana sel membutuhkan gula darah. “Bedah Roux en Y juga dapat meningkatkan produksi insulin,” tutur Rubino.

Selain itu ada saluran baru juga yang berasal dari pankreas, liver dan empedu yang menyambung ke usus baru tadi. Dengan cara itu makanan tidak melewati lambung dalam proses makanan, sehingga zat-zat makanan yang diserap lambung juga tidak terjadi.

Kedua, operasi mikroba di lambung. Caranya dengan memodifikasi mikroba sehingga akan mempengaruhi daya serap gula darah. Ketiga, asam empedu. Asam empedu dikeluarkan kelenjar empedu dan liver. Ia juga berada di dalam darah dan mengatur metabolisme sel. Pembedahan perlu dilakukan untuk meningkatkan asam empedu agar organ-organ lebih sensitif terhadap hormon insulin.

Keempat, mempengaruhi hormon di usus 12 jari. Usus 12 jari ini berisi sel-sel yang mengeluarkan hormon-hormon ke dalam pembuluh darah jika ada nutrisi yang masuk. Hormon di usus tersebut juga dapat merangsang aktivitas di liver, pankreas, organ lain yang mempengaruhi kadar gula darah. Dengan cara memangkas aliran makanan tidak melalui usus 12 jari, diharapkan dapat mengubah jumlah hormon yang dialirkan ke pembuluh darah.

Yang terakhir, kata Rubuno, mengubah partikel-partikel di dalam usus. Di dalam usus terdapat partikel yang bergerak di dinding sampai pembuluh darah. Proses itu tergantung pada sodium agar bekerja secara baik. Dengan mengubah kadar sodium, gula darah yang terserap dari makanan bisa berkurang.

Menurut Rubino, beberapa ahli memang sudah mengambil langkah-langkah. Ia menyebut tindakan penurunan berat badan dengan operasi pengecilan lambung. Tujuan semula adalah untuk mengatasi obesitas. Namun, dampaknya juga berpengaruh pada kadar gula darah. “Pasien yang mengalami penurunan berat badan pasca bedah, sebanyak 50 persen bebas diabetes,” katanya dalam artikel tersebut. Hasil studi itu mendorong 45 organisasi kedokteran di dunia merekomendasikan bedah sebagai pilihan terapi diabetes.

Ia mengatakan bahwa pertemuan Masyarakat Bedah Jarak Jauh di Strabourg, Prancis, menemukan adanya studi mengenai efektivitas bedah pintas usus 12 jari. Di dalam pertemuan tersebut ditampilakn hasil studi peneliti Geltrude Mingrone dari Universitas Katolik Roma, Italia. Mereka melakukan pembedahan itu pada 38 pasien diabetes. Setelah dipantau selama 5 tahun pasca operasi, lebih dari 80% dari mereka mengaku senang lantaran penyakit diabetesnya tidak kambuh lain. “Mereka juga dapat mengontrol gula darah tanpa harus minum obat diabetes, sedikit menjalani diet, dan olahraga,” ujarnya.

Helmy K

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *