Selamat Datang Pemimpin Baru Alumni IPB

by

Sebulan terakhir ini saya menyaksikan sejumlah peristiwa regenerasi kepemimpinan yang menguatkan hatapan. Negara ini tak pernah kekurangan stok calon-calon pemimpin dari generasi yang lebih muda, tak terkecuali dunia kampus dan organisasi alumninya.

Bulan lalu sahabat saya, Dr. Muhammad Syafii Antonio (51 tahun) melakukan regenarawi kepempinan STEI Tazkia kepada Murniati Mukhlian, PhD (45 tahun). Lebih muda. Saya menyaskikan proses ini dengan khidmat sebagai Sekretaria Yayasan Tazkia Cendikia.

Institut Pertanian Bogor, pekan lalu menjalankan regenerasi kepemimpinan dari Dr. Herry Suharsidanto (58 tahun) kepada Dr. Arif Satria (46 tahun). Alhamdulillah, saya juga turut twrlibat langsung pada proses musyawarah mufakat pemilihan Rektor IPB sebagai Wakil Ketua MWA mewakili Unsur Masyarakat bersama Dr. Sugiharto dan Dr (HC) Chairul Tanjung di Ruang Sidang MWA IPB Baranangaiang, Bogor.

Regenerasi kepemimpinan adalah keniscayaan. Bagaikan pergantian siang dan malam.

Dibantu team kecil, saya baru usai menyelesaika sebuah naskah buku Revolusi Pelayanam, Kisah-kisah Nyata Praktik Revolusi Mental dalam Pelayanan Publik. Lebih dari 20 praktik pelayanan publik persembahan para gubernur dan walikota di Indonesia. Kepemimpinan bukanlah pidato dan penampilan fisik, melainkan keteladanan dan tindakan nyata yang mengubah praktik pelayanan bagi rakyat atau konstituen yang dipimpinnya. Integrity and action matters.

Bagaimana dengan organisasi alumni dan paguyuban seperti Himpunan Alumni (HA) IPB ini? saya terlibat dalam dua periode kepemimpinan HA di bawah kepemimpinan Muhammad Said Didu tahun 2008-2012 sebagai pengurus dan periode 2013-2017 sebagai anggota Dewan Pembina membantu Bambang Hendroyono. Ada praktik keberlanjutan, peningkatan dan pembaruan. Lazimnya sebuah organisaai yang hidup karena memiliki ruh pengabdian para penguruanya.

Ada aktualisasi pemikiran, komitmen, dedikasi dan pengabdian disana sebagai organisaai yang hidup, living organization. Semua bergabung dengan semangat kerelawanan. Memberi dan berkarya, tanpa berharap apa-apa. Oleh karena itu, Munas HA IPB yang kini berlangaung saya kira perlu memenuhi 3 kaidah itu; Keberlanjutan, Peningkatan dan Pembaharuan.

Keberlanjutan

Pengurus yang mengemban amanah berikutnya perlu melanjutkan berbagai capaian baik yang telah diraih oleh kepemimpinan dibawah Bambang Hendroyono dan sebelumnya.

Diaantaranya; berjalannya roda organisasi DPP, DPD dan DPC, regenerasi DPD dan DPC, tertib keanggotaan alumni, berjalannya mekanisme pengambilan keputusan organisasi, program gerakan Ayo Kita Makan Ikan, berlanjutnya Kampanye Buah Indonesia, Beasiswa Alumni kerjasama dengan Almamater, Memakmurkan Masjid Alumni, Peduli Sosial Alumni IPB, Pemberdayaan Alumni Muda, kerjasama dengan Almamater IPB, jejaring dengan HIMPUNI dan mitra-mitra HA lainnya.  Semua capaian itu perlu dilanjutkan.

Peningkatan.

Kita memasuki era zaman now, demikian ujar alumni-alumni muda, generaai millenial. Perlu diseriusi platform organisaai Alumni yang lebjh bisa memanfaatkan teknologi informasi untuk menggerakan lebih dari 130 ribu alumni yang tersebar di 34 provinsi dan manca negara.

Kerjasama dengan Almamater untuk menyebarkan inovasi-inovasi IPB agar bermitra dengan BUMN, swasta dan masyarajat untuk menyebarkan inovasi benih padi IPB 3S, praktik budidaya jenuh air, perikanan budidaya ikan di laut lepas, inovasi herbal dan gaya hidup sehat dan penyebaran inovaai prosuk pertankan dan kelautan lainnya.

Alumni dan IPB perlu bersinergi untuk menyebarkan inovasi dan praktik gaya hidup pangan dan kesehatan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Dua isu masa kini dan masa depan. Seluruh alumni adalah agen atau perpanjangan tangan buah karya Almamater IPB. Longlife family and parter.

Spirit pembaharuan bukan semata soal menawarkan solusi, kecuali dimulai dari komitmen DPP HA untuk hadir, lebih proaktif mendengar, being presence. Kepempinan efektif teruji bukan soal bagaimana memberi solusi tanpa mengetahui benar apa yang diperlukan masyarakat yang dipimpinnya.

Being presence. Listen. Act accordingly.
There is no action without effective listening first.

Pembaharuan.

Kita memasuki era disruptive. Era dimana kita terhubung hampir 24 jam. Indonesia bukan Jabotabek dan Ibu Kota 34 Provonsi semata. Melainkan menyatukan para alumni IPB di bumi Nusantara, bahkan menyapa para alumni di luar negeri.

Banyak percakapan dan interakasi dimulai sebelum ayam berkokok termasuk mengakomodasi perbsedaan zona waktu. Pengutus baru perlu memikirlan respon strategis HA terhadap perubahan cara berkomunikasi dan cara bergerak melayani anggota dan masyarakat.

Platform Kitabisa.com, Air B n B, Paytren, PayPro, dan berbagai aplikasi Fintech dan kemudahan pembayaran dalam berbagai gerakan sosial dan sejenisnya telah membuat para penyedia jasa yang biasa-biasa saja makin ketingalan.

Gaya kepemimpinan yang menggerakkan berlandaskan integritas, kepedulian sosial, manajemen organisasi yang accountable dan berorientaai pelayanan anggota disertai pemanfaatan teknologi informasi nampaknya menjadi tantangan dan kebutuhan bagi kepemimpina DPP HA IPB periode mendatang.

Oleh karena itu, saya yakin peserta Munas HA IPB akan dengan jernih mempercayakan kepemimpinan yang diharapkan mampu menjadikan HA IPB sebagai organisai paguyuban berkarakter gerakan, yang mampu membangkitkan kerelawanan.

Selamat datang pemimpin HA IPB baru, era zaman now.

Terima kasih kepada Bambang Hendroyomo dan Nelly Oswini, Ketua Umum dan Sekjen DPP HA IPB periode 2013-2017 beserta seluruh jajaran pengurus DPP HA IPP, kini tiba saatnya membimbing dan menyerakan tongkat estafet khidmat kepemimpinan kepada sahabat-sahabat Alumni lainnya.

Sebab, HA IPB tak pernah kekurangan calon-calon pelayan bagi para alumni lainnya.

Selamat datang pemimpin baru HA-IPB, melanjutkan spirit keberlanjutan, peningkatan dan pembaharuan.

Ahmad Mukhlis Yusuf
Executive Coach, Alumni IPB dan Dewan Pembina HA IPB 2013-2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *