Apa Zuhud Terhadap Dunia Itu?

by
KH. Luthfi Bashori. Foto: Istimewa

Oleh: KH. Luthfi Bashori

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti sepeninggalku atas diri kalian ialah dibukanya pintu-pintu kemewahan dunia dan keindahan perhiasannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Wartapilihan.com, Jakarta –Mempunyai harta yang melimpah ruah itu tidak dilarang oleh syariat, namun yang dikhawatirkan oleh Rasululllah SAW adalah ketertarikan pemiliknya yang berlebih terhadap harta bendanya itu, sehingga melalaikannya terhadap kewajiban beribadah.

Bahkan ada di kalangan orang-orang yang berharta melimpah itu yang tidak takut melanggar aturan syariat, mulai dari cara mengumpulkan harta engan cara yang tidak halal, atau enggan mengeluarkan zakat serta malas bersedekah, atau terlalu berlebihan saat bekerja hingga meninggalkan shalat, dan sebagainya.

Allah SWT telah menyindir dalam Alquran kaondisi yang sering terjadi pada orang-orang kaya, yang umumnya lebih mementingkan kehidupan dunia dengan giat bekerja tanpa batas waktu, namun sangat malas beribadah.

“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang serta dilalaikan dengan angan-angan (kosong) mereka, kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya)”. (Arti QS. Al-Hijr, 3).

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan, barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (Arti QS. Al-Munafiqun, 9).

Sekalipun demikian, Nabi Muhammad SAW juga memberikan tips khusus terkait dengan ketertarikan seseorang terhadap kehidupan dunia, yaitu agar bersifat zuhud.

Zuhud adalah sikap seseorang dalam menjaga dan mengelola hati terhadap ketertarikan dan kepemilikan harta atau dalam urusan dunia, beliau SAW bersabda, “Zuhud terhadap masalah duniawi bukanlah dengan cara mengharamkan barang yang halal. Juga bukan dengan cara menyia-nyiakan harta benda. Akan tetapi, zuhud dalam masalah duniawi adalah hendaknya engkau lebih erat memegang apa yang ada di sisi Allah dari pada apa yang ada di tanganmu. Dan, hendaklah engkau lebih menyukai pahala musibah yang menimpamu seandainya musibah itu menimpamu selama-lamanya.” (HR. At-Tirmidzi).

Dalam riwayat lain, Sy. Anas RA memberitakan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Dia menjadikannya memahami agama dan membuatnya berzuhud terhadap dunia. Lalu Dia memperlihatkan kepada orang tersebut aib-aib dirinya (sehingga ia bertobat).” (HR. Al-Baihaqi).

Nabi Muhammad SAW juga menegaskan pada sabda yang lain, “Zuhud terhadap masalah duniawi dapat menenangkan hati dan tubuh. Sebaliknya, berharap masalah duniawi mendatangkan kesusahan dan kesedihan, dan hidup menganggur itu dapat meresahkan hati.” (HR. Qudha’i).

Dulu ada seseorang yang menemui Nabi Muhammad SAW untuk bertanya, “Wahai Rasulullah, perbuatan apa yang harus aku lakukan agar aku dicintai Allah dan manusia?”

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Allah akan mencintaimu jika engkau menahan diri dari mencintai dunia (yang berlebih). Manusia juga akan mencintaimu apabila engkau menahan diri dari keinginan memiliki harta benda orang lain.” (HR. Ibnu Majah).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *