Gus Hamid: Peradaban Bangkit Berlandaskan Agama

by
Dr. Hamid Fahmi Zarkasy atau Gus Hamid dalam Special Lecture Tasyakuran 14 tahun INSISTS, di Jalan Kalibata Utara II, Jakarta, Sabtu (18/3). Foto: Indra Supono

Wartapilihan.com, Jakarta – Peradaban memegang peranan penting dalam agama Islam. Umat Islam wajib mewujudkannya dengan menjalankan sejumlah aspek dari mulai kekuasaan hingga pendidikan.

Dalam Islam sendiri ada sejumlah istilah peradaban di antaranya, hadharah, tsaqofah, dan tamaddun. Namun, istilah tamaddun dinilai lebih tepat mewakili makna peradaban yang seutuhnya. Demikian dikatakan Dr. Hamid Fahmi Zarkasy atau Gus Hamid dalam Special Lecture Tasyakuran 14 tahun INSISTS, di Jalan Kalibata Utara II, Jakarta, Sabtu (18/3).

Orang-orang Arab, ujar Gus Hamid, sekarang ini lebih  menggunakan kata Hadharah untuk peradaban. Namun kata tersebut tidak banyak diterima umat Islam non-Arab yang kebanyakan lebih menyukai istilah tamaddun. 

Selain itu, istilah tsaqofah juga belum merepresentasikan makna peradaban secara luas. Sebab, arti tsaqofah lebih kepada kecerdasan skill atau keterampilan. Hal ini berkebalikan dengan istilah tamaddun yang mewakili identitas agama secara menyeluruh.

Tamaddun, tekan Gus Hamid, adalah istilah yang sangat sarat dengan istilah din. Kata din itu sendiri membawa makna keberhutangan, susunan kekuasaan, struktur hukum, dan kecenderungan manusia untuk membentuk masyarakat yang menaati hukum dan mencari pemerintah yang adil. Artinya dalam istilah din itu tersembunyi suatu sistem kehidupan. Oleh sebab itu, ketika din (agama) Allah yang bernama Islam itu telah disempurnakan dan dilaksanakan di suatu tempat, maka tempat itu diberi nama Madinah.

“Dari akar kata din dan Madinah ini lalu dibentuk akar kata baru madana, yang berarti membangun, mendirikan kota, memajukan, memurnikan, dan memartabatkan,” ujarnya.

“Karena itu, saya tidak setuju dengan istilah peradaban barat. Yang lebih pas adalah kebudayaan barat bukan peradaban,” jelasnya.

Gus Hamid lalu menyitir pernyataan Sayyid Naquib Al Attas yang mengatakan ilmu di barat tidak dibangun atas dasar wahyu dan kepercayaan agama, melainkan di atas tradisi budaya dengan spekulasi filosofis-sekular. “Akibatnya, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai etika diatur oleh rasio manusia yang hasilnya berubah terus menerus.”

Menurut Gus Hamid, peradaban tidak akan dapat dibangun tanpa kekuasaan. Hal inilah yang menjadi kunci Islam mampu mengalahkan Romawi. “Menurut Ibnu Khladun, salah satu aspek peradaban adalah kekuasaan dan kekuasaan tak akan terwujud tanpa syariah. Maka itu, fiqh penting dalam Islam,” katanya.

Menurut Ibnu Khaldun, kekuasaan tidak akan kuat tanpa dukungan rakyat. Namun, rakyat tidak akan bertahan tanpa kekayaan materi dan kekayaan materi tidak bisa diperoleh kecuali dengan pembangunan. Aspek pembangunan ini dapat diwujudkan dengan keadilan yang kriterianya berasal dari Tuhan.

Lebih lanjut Wakil Rektor Universitas Darussalam, Gontor itu menjelaskan, peradaban Islam bangkit karena faktor keimanan, Al Qur’an dan Sunnah. Hal itulah yang mendasari keilmuan dalam Islam berkembang pesat di dunia.

“Al Qur’an itu banyak melahirkan ilmu,” terangnya.

Di Spanyol, umat Islam telah memprakarasi gerakan intelektual yang membuat Spanyol-Islam dari abad 9-11 menjadi salah satu pusat kebudayaan Islam, sehingga banyak orang-orang Kristen meniru gaya hidup orang Islam.

Karena itu, kata Gus Hamid, jika peradaban Islam ingin bangkit, kekuasaan harus diberikan kepada orang berakhlaq. Selain itu, ekonomi umat juga harus diperhatikan. Dalam hal in, ekonomi harus turut disalurkan kepada lembaga-lembaga pendidikan dan kajian Islam.

“Kualitas lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian harus ditingkatkan,” jelasnya.

Sementara itu, lanjut Gus Hamid, Ibnu Khaldun menjelaskan peradaban Islam dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Syariah, memegang kekuasaan, mencari dukungan rakyat melalui kepedulian sosial, ekonomi, dan pendidikan.

Selain itu, peradaban Islam juga dicapai dengan meningkatkan kesejahteraan materi, meningkatkan penelitian dan pengembangan, mengawal pelaksanaan keadilan dalam berbagai bidang, dan mengembangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan keadilan.

Reporter: Pizaro

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *