Panglima TNI: Umat Islam Perekat NKRI

by
Foto: zuhdi

Panglima mengingatkan agar bangsa Indonesia tidak mudah dipecah belah. Sebab, bila ada konflik, pihak luar dengan mudah masuk, dalih-dalih humanitarian intervention.

Wartapilihan.com, Jakarta –Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, peran umat Islam dan TNI (Tentara Nasional Indonesia) dalam menjaga kedaulatan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan sejak sebelum kemerdekaan dan pasca kemerdekaan. Hal itu disampaikan Panglima dalam pengajian bulanan yang diselenggarakan PP Muhammadiyah di Aula KH. Ahmad Dahlan Pusat Dakwah PP Muhammadiyah, Jl. Menteng Raya 62 Jakarta Pusat, Jumat (6/10).

“Bicara kedaulatan bangsa tidak bisa bicara lepas dari sejarah. Karena kita tahu bangsa ini sekitar 300 tahun lebih dijajah. Indonesia bisa merdeka oleh umat Islam. Jadilah negara. Di dalam negara, setelah semua berhasil, kembali kepada latar belakang masing-masing. Ada juga yang tetap di medan dengan cikal bakal BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang sekarang menjadi TNI. Jadi asal usul tentara itu dari Umat Islam,” kata Gatot.

Selain itu, kata dia, bangsa Indonesia memiliki jiwa ksatria dan patriotisme yang tinggi. Dalam jiwa ksatria mengalir jiwa gotong royong, tidak takut mati dan suka menolong. Orang berjiwa ksatria, lanjutnya, tidak pernah menindas yang lemah, justru melindungi yang lemah.

“Tahun 1943 umat Islam mendirikan 3 divisi pasukan, yaitu Divisi Barisan Kiai Chasbullah. Divisi Barisan Hizbullah dipimpin KH. Zainal Arifin dan Divisi Barisan Sabilillah dipimpin KH. Mansur. Umat Islam berhasil merebut kemerdekaan dengan percaya kepada diri sendiri dan kebersamaan yang luar biasa,” ujar Panglima.

Selain itu, Gatot mengingatkan Jamaah pengajian Muhammadiyah terkait kekayaan sumber daya alam (SDA) bangsa Indonesia. Sebab, kekayaan tersebut menjadi sorotan negara lain yang memiliki kekurangan SDA. Persatuan Indonesia yang dilandasi dengan kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan kunci kesatuan dan persatuan.

“Kita harus sadar tinggal di suatu negara yang kaya, sedangkan orang lain dalam keadaan kekurangan. Arab Spring ujung-ujungnya adalah minyak. ISIS, bohong. Ujung-ujungnya imperialisme. Sekarang minyak sudah habis, tinggal nabati (energi hayati), dan nabati ada di Indonesia. Banyak celah-celah merebut bangsa ini, tetapi selama umat Islam bersatu, hal itu sulit dilakukan,” tegas Panglima.

Soekarno, tambah Gatot pernah mengingatkan, suatu saat negara lain akan iri kepada Indonesia. Sebab, Indonesia sangat kaya akan SDA. Indonesia adalah sumber daya pangan, energi dan air. Hugoslavia, kata dia, hanya karena bahasa dan agama pecah menjadi 7 negara. Sudan menjadi 2 negara. Uni Soviet karena ekonomi, bahasa dan agama menjadi 15 negara.

“Negara kita negara yang diberi anugerah luar biasa. Bukan hanya alamnya tetapi juga orangnya. Buktinya tidak ada Nabi yang dilahirkan di Indonesia. Hampir semua dilahirkan di negara yang mengalami kacau balau dan tugasnya untuk membenarkan. Tugas ulama adalah menjaga persatuan umat dan  membentuk muslim menjadi mukmin,” tandasnya.

Dalam kesempatan sama, Ketua Umum PP Muhammadiyah menuturkan, Islam, TNI dan kedaulatan bangsa tidak dapat dipisahkan. Peran umat Islam dalam konteks perjuangan pasca kemerdekaan sampai kapanpun akan berdiri tegak di depan.

“Tentu saja semuanya adalah untuk tegaknya nilai-nilai kebaikan dan terciptanya baldatun thayyibatun wa rabbun gafuur,” ucap Haedar.

Haedar menambahkan, bangsa Indonesia dalam jangka panjang akan memasuki fase baru yang tidak kalah penting, yaitu fase gerakan intelektual. Sebab, bangsa yang tidak memiliki kekuatan dan keunggulan strategis, akan menjadi penderita dari dalam maupun luar negeri.

“Ke depan adalah al jihad lil muwajjahah dan tidak kalah penting al jihad lil muarradah,” tutupnya.

Ahmad Zuhdi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *